Wednesday, April 24, 2013

Tidak Ada Kebetulan Dalam Kamus Iman

Disalin dari REHAB HATI FOUNDATIONS  tanpa sebarang ubahsuai. Semoga ada manfaatnya berbagi-bagi kebaikan, insyaallah.

Tidak Ada Kebetulan Dalam Kamus Iman


Pernahkah terfikirkan bahwa saat kita terbangun kembali di pagi hari, disana Allah telah memberi kita kepercayaan istimewa untuk “kembali hidup” dihari itu, agar kita mempersiapkan diri, memperbanyak bekal untuk sebuah hari yang tak ada naungan kecuali Rahamat dan Syafaat-Nya nanti.

Kita terlahir lagi dalam satu kesempatan waktu yang sama untuk memperbaiki diri dari masalalu, mencari bekal sebanyak-banyaknya bekal, karena Akhirat itu Abadi dan tiada Akhir. Jadi jangan awali pagimu dengan mengeluh meski cahaya matahari itu memudar dan padam. Tentu ada alasan kenapa tuhanmu membangunkanmu lagi tadi pagi bukan?

Mari berhenti sejenak untuk melihat kembali jalanan yang telah kita lalui. Jika saja, saat ini engkau sedang berlari mengejar Dunia, maka sadarilah bahwasannya engkau saat ini sedang berlari ke arah yang berlawanan dengan kebahagiaan, kebahagiaan yang sesungguhnya.

Kebahagiaan itu di hatimu, dimana kesederhanaan adalah rahasianya. Ia tidak terletak di puncak gunung Himalaya atau di puncak manapun. Justeru ia bertebaran di setiap jalanan dan persimpangan yang engkau lewati menuju puncak yang engkau tuju itu.

Dunia ini luas dan telah Allah cukupkan untuk seluruh mahluk-mahluk-Nya. Tapi ia akan terlalu sempit bagi satu manusia yang serakah dengan segala obsesinya. Kebahagiaan di Dunia ini hanyalah nuansa tidak nyata, karena kebahagiaan yang sesunguhnya itu bukan di sini tapi di sana, di akhirat kelak.

Sungguh tidak pernah ada kata kebetulan dalam kamus Iman, setiap orang yang datang di kehidupan ini telah ada dalam perencanaan dan pengetahuan Allah SWT yang sempurna. Keseluruhan hidup ini adalah rangkaian peristiwa-peristiwa yang saling berkaitan, maka tegaklah. Tetaplah berdiri seperti pilar-pilar yang tetap kokoh meski istana harapan seperti runtuh, ingatlah bahwa cinta dan kebencian itu adalah tenaga spektakuler yang bisa kita arahkan..!

Pertemuan, perpisahan, cinta, luka dan apapun itu akan menjadi hal yang manis jika engkau menyadari bahwa itu adalah rencana dari Allah sebagai salah satu hadiah dari bagian scenario-Nya, untuk keindahan masa depanmu di Akhirat.

Jika dunia ini tidak cukup untuk menerjemahkannya, maka segera rubah focus fikiran kepada negeri akhirat sebelum dunia benar-benar membutakan penglihatanmu.

Jika kita tdak tahu jalan, kemungkinan besar kita akan tersesat. Sungguh, jika kita tersesat di kota dunia ini, akan kita temui banyak pilihan. Tapi tersesat di negeri akhirat tidak ada pilihan selain Neraka yang kekal.

Sederhana saja; Tuhanmu tidak memenuhi semua keinginanmu di dunia ini karena dunia ini terlalu sempit dan sebentar, dan itu tidak akan cukup untuk memenuhi semua syahwatmu terhadapnya. Hingga sebagian do’a mu dikabulkan di akhirat kelak, di dalam Syurga-Nya yang luas dan abadi .

Saat gerimis khawatir mulai bertaburan menuruni senja di hatimu, jika harapan itu seakan hilang dan semua seakan menyalahkanmu, maka perhatikanlah... perhatikanlah lagi dan pahami, bahwa ini bukanlah akhir dari jalanan ini, jika kehidupan ini pun berakhir, maka kematian pun bukan akhir tapi awal dari kehidupan yang sebenarnya.

Dunia ini tidak akan selamanya ramah, dunia ini tidak selamanya menari dengan keinginan kita. Teguhkanlah hatimu, dan tetap tabahlah. Jika pun keseluruhan Dunia ini adalah penderitaan, tetap Dunia ini akan berakhir. Sedangkan Neraka itu abadi. Maka jangan sekali-kali menukar kesenangan sesaat di Dunia ini dengan tangisan abadi di Akhirat kelak. Hidup yang sebentar ini memang bukan untuk main-main, dan kita harus segera dewasa.

Kita memang terlahir dari masa lalu, tapi kita tetap hidup di hari ini dan untuk besok, jangan biarkan masa lalu itu mengganggumu dan menjerat langkah langkahmu. Lupakan hari yang udah terlewati, dan abaikan saja setiap getaran yang masih tersimpan.

Kita semua berdiri di hari ini, sebuah 'situasi' yang dulu kita sebut masa depan..

Allah telah meletakan kedua mata kita di depan, agar kita melihat ke depan, karena melihat kedepan lebih penting dari pada melihat ke belakang.

Lukislah hari ini seindah mungkin, karena jejak kita hari ini akan menjadi masalalu yang nanti akan kita kenang. Ciptakan kenangan yang indah untuk masa depan kita kelak, di Akhirat.

Berfikirlah sebelum melangkah, karena jika kita pergi ke suatu tempat yang tidak kita ketahui, maka pasti kita akan berhenti 'disuatu tempat' yang tidak kita ketahui juga.. lebih baik berfikir dua, tiga kali sebelum melangkah daripada dua, tiga kali menempuh jarak yang sama..

Segera dewasalah wahai engkau yang di sana, kita tak lama di dunia ini. Dunia ini bukan panggung komedi, management kematian harus segera dipersiapkan, sebelum peluru kematian yang saat ini melesat tiba di hadapanmu. Saat itu kita tidak bisa mengelak, semuanya telah terlambat.

Waktu kita tidaklah banyak. Memang berat, dirimu bersungguh-sungguh saat semua teman-teman bercanda-canda dalam kelalaliannya. Namun waktu terus bergeser, mari kita belajar untuk menghargainya. “Kita memang tidak akan pernah bisa menjadi sempurna, tapi kita bisa terus mencobanya”.

Saat kita terjebak macet, sementara jam sudah bergeser 5 menit dari jadwal kerja kita. Di sanalah kita benar-benar mengetahui dan merasakan, betapa harga 5 menit tersebut. Tanpa kita sadari macet ingin mengingatkan kita, begitu banyak waktu berharga kita yang terbuang sia sia dalam 24 jam keseharian kita bukan?

Manfaatkan waktu dengan cerdas, berfikirlah sebelum melangkah.

Berfikirlah dua-tiga kali, agar jangan dua-tiga kali menempuh jarak yang sama.

Seperti pepatah bijak yang mengatakan “Jika kita pergi ke suatu tempat yang tidak kita ketahui, kemungkinan kita akan berhenti di suatu tempat yang tidak kita ketahui juga”.

Friday, April 5, 2013

Dua Baris Kata Pujangga

Kata pujangga Arab :

"Mata yang diliputi cinta akan buta terhadap setiap keburukan. Tetapi mata yang diliputi kebencian akan menghapus segala kebaikan."

*Rindu benar ingin menulis panjang-panjang, kerana menulis acapkali menjadi terapi, namun 'tanpa hati' ia masih lagi terhenti..